Artikel berikut menyajikan informasi yang sangat terbaru tentang . Jika Anda memiliki minat khusus dalam
, maka artikel ini informatif diperlukan membaca.
SEMARANG, KOMPAS.com - Reformasi total yang disuarakan masyarakat dan mahasiswa tahun 1998, saat ini dinilai telah kehilangan ruh dan malah sudah dilupakan. Penilaian itu disampaikan sekitar 100 aktivis HMI Semarang dalam unjuk rasa memperingati 13 tahun reformasi, Kamis (19/5), di gerbang DPRD Jawa Tengah. "Pemerintah saat ini hanya seperti kerbau dicocok hidungnya, sangat tunduk kepada kepentingan asing," kata Muhamad Ulil Haq, Ketua HMI Cabang Semarang. Informasi tentang
disajikan di sini akan melakukan salah satu dari dua hal: baik itu akan memperkuat apa yang anda ketahui tentang
atau akan mengajari Anda sesuatu yang baru. Keduanya hasil yang baik.
Dalam selebaran yang dibagikan kepada masyarakat, para aktivis ini mempersoalkan penegakan hukum, pemberantasan korupsi, dan upaya mewujudkan ekonomi yang berkeadilan telah gagal. Mereka menilai bahwa pemerintah telah mengkhianati amanat warga negara, dengan swastanisasi sektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak. "Coba tanyakan kepada presiden, gubernur, wali kota, DPR, dan semua yang berada di lembaga negara. Mereka tentu tidak tahu agenda reformasi yang dulu disepakati," tambah Ulil. Aksi yang diawali dari Bundaran Undip itu, dilakukan dengan happening art yang menggambarkan presiden tengah mengendarai kereta bernama negara. Adapun yang menjadi kuda penariknya adalah lembaga-lembaga negara yang tunduk pada kemauan presiden. Bagi para aktivis HMI itu, tak ada solusi lain kecuali revolusi di segala lini.
Dalam selebaran yang dibagikan kepada masyarakat, para aktivis ini mempersoalkan penegakan hukum, pemberantasan korupsi, dan upaya mewujudkan ekonomi yang berkeadilan telah gagal. Mereka menilai bahwa pemerintah telah mengkhianati amanat warga negara, dengan swastanisasi sektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak. "Coba tanyakan kepada presiden, gubernur, wali kota, DPR, dan semua yang berada di lembaga negara. Mereka tentu tidak tahu agenda reformasi yang dulu disepakati," tambah Ulil. Aksi yang diawali dari Bundaran Undip itu, dilakukan dengan happening art yang menggambarkan presiden tengah mengendarai kereta bernama negara. Adapun yang menjadi kuda penariknya adalah lembaga-lembaga negara yang tunduk pada kemauan presiden. Bagi para aktivis HMI itu, tak ada solusi lain kecuali revolusi di segala lini.
