Bayangkan waktu berikutnya Anda bergabung dengan diskusi tentang . Ketika Anda mulai berbagi fakta
menarik di bawah ini, teman-teman Anda akan benar-benar takjub.
SURABAYA, KOMPAS.com - Belum sempat mengedarkan, komplotan pembuat uang palsu (upal) ditangkap jajaran petugas Satreskrim Polrestabes Surabaya, Senin (4/7/2011) lalu. Empat anggota komplotan kini diamankan di Mapolrestabes Surabaya untuk dimintai keterangan. Meraka adalah FR (47) asal Tuban, MS (31) asal Jombang, SH (45) asal Jombang, dan AU asal Lumajang. Pengejaran komplotan pemalsu uang dimulai dengan aksi penyamaran polisi sebagai pembeli upal. Pertemuan untuk melakukan transaksi pun disepakati di kawasan perbatasan Surabaya-Gresik, tepatnya di terminal bus Osowilangun. Sejujurnya, satu-satunya perbedaan antara Anda dan para ahli
adalah waktu. Jika Anda akan menginvestasikan waktu sedikit lebih dalam membaca, Anda akan yang lebih dekat ke status ahli ketika datang ke
.
'Saat itu, polisi mengamankan FR dengan bukti upal pecahan Rp 50.000 senilai Rp 5 juta,' kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Indarto, Kamis (7/7/2011). Barang bukti upal menurutnya juga diamankan dari rumah tersangka di Tuban. Di sana, polisi menemukan pecahan 50 ribu upal senilai Rp 15 juta. Menurut pengakuan FR, upal itu didapat dari SH melalui perantara MS. Sementara MS mengaku mendapat dari AU selaku pembuat upal. Polisi pun berhasil menangkap AU beserta barang bukti peralatan yang dipakai seperti komputer, printer, alat sablon, dan pewarna, serta beberapa hasil cetakan uang kertas yang belum selesai dikerjakan. ' 'Tersangka mengaku belum akan mengedarkan upal yang dibuatnya. Tetapi kami terus dalami lagi untuk mengungkap keterkaitan dengan komplotan lain yangs sejenis,' tambah Indarto. Tersangka terancam pasal 244 dan atau 245 KUHP tentang perkara meniru, memalsukan, atau mengedarkan uang kertas yang dikeluarkan negara dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
'Saat itu, polisi mengamankan FR dengan bukti upal pecahan Rp 50.000 senilai Rp 5 juta,' kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Indarto, Kamis (7/7/2011). Barang bukti upal menurutnya juga diamankan dari rumah tersangka di Tuban. Di sana, polisi menemukan pecahan 50 ribu upal senilai Rp 15 juta. Menurut pengakuan FR, upal itu didapat dari SH melalui perantara MS. Sementara MS mengaku mendapat dari AU selaku pembuat upal. Polisi pun berhasil menangkap AU beserta barang bukti peralatan yang dipakai seperti komputer, printer, alat sablon, dan pewarna, serta beberapa hasil cetakan uang kertas yang belum selesai dikerjakan. ' 'Tersangka mengaku belum akan mengedarkan upal yang dibuatnya. Tetapi kami terus dalami lagi untuk mengungkap keterkaitan dengan komplotan lain yangs sejenis,' tambah Indarto. Tersangka terancam pasal 244 dan atau 245 KUHP tentang perkara meniru, memalsukan, atau mengedarkan uang kertas yang dikeluarkan negara dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
