Artikel berikut mencakup topik yang baru saja pindah ke tengah panggung - setidaknya tampaknya begitu. Jika Anda sudah berpikir Anda perlu tahu lebih banyak tentang hal itu, inilah kesempatan Anda.
PENULIS lahir di Solo pada 4 Maret 1968. Namun, ia mengaku tak tahu persis tanggal lahirnya, karena akte kelahirannya yang asli hilang saat masih kecil. Ketika lulus SD, dia terpaksa membuat akte baru dengan tanggal lahir yang dikarang sendiri, karena orangtuanya juga lupa persisnya. Makanya, dia paling tak suka diberi selamat ulang tahun, karena tak ada rasanya, selain pasti dipaksa mentraktir. Ia kini adalah wartawan Kompas.com sejak 2007. Ia mengawali karier sebagai wartawan di surat kabar Bernas (Yogyakarta) pada 1991. Kemudian, pindah ke Tabloid Soccer pada 2001, sebelum bergabung dengan Kompas.com. Waktu terbaik untuk belajar tentang
adalah sebelum Anda berada di tengah-tengah hal. Wise pembaca akan terus membaca untuk mendapatkan beberapa pengalaman berharga
sementara itu masih bebas.
Hobi menulis sudah dia geluti sejak SMP. Bahkan, buku pelajarannya justru sering berisi tentang tulisannya, entah berupa fiksi atau fakta yang dia rasakan dan temui sehari-hari, juga keluh-kesahnya tentang kehidupan. Karena kebiasaannya itu, ia pernah dimarahi gurunya, kemudian dihukum dengan tugas menulis profil pengusaha roti di Solo, Ibu Marfuah, yang memiliki produk roti "Rahayu". Karena hukuman itu, dia justru terinspirasi sebagai wartawan. Ketika masih kuliah di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa jurusan Sastra Inggris, dia mulai menulis opini di berbagai media massa lokal. Selain itu, dia juga sering menulis puisi dan cerita pendek. Di sela-sela kesibukannya sebagai wartawan, Hery juga aktif bersama Kelompok Musik Rakyat "Suminten" asal Yogyakarta. Dia bertindak sebagai penulis lagu, sekaligus vokalisnya. Cerber "Mereka Memperkosa Kekasihku" yang dimuat di rubrik "Oase", Kompas.com, adalah novel pertamanya yang dibuat pada 2003. Novel yang terinspirasi dari kerusuhan di Jakarta, Mei 1998 itu, menurutnya, baru satu sekuel. Ia berencana menulis sekuel berikutnya.
adalah sebelum Anda berada di tengah-tengah hal. Wise pembaca akan terus membaca untuk mendapatkan beberapa pengalaman berharga
sementara itu masih bebas.
Hobi menulis sudah dia geluti sejak SMP. Bahkan, buku pelajarannya justru sering berisi tentang tulisannya, entah berupa fiksi atau fakta yang dia rasakan dan temui sehari-hari, juga keluh-kesahnya tentang kehidupan. Karena kebiasaannya itu, ia pernah dimarahi gurunya, kemudian dihukum dengan tugas menulis profil pengusaha roti di Solo, Ibu Marfuah, yang memiliki produk roti "Rahayu". Karena hukuman itu, dia justru terinspirasi sebagai wartawan. Ketika masih kuliah di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa jurusan Sastra Inggris, dia mulai menulis opini di berbagai media massa lokal. Selain itu, dia juga sering menulis puisi dan cerita pendek. Di sela-sela kesibukannya sebagai wartawan, Hery juga aktif bersama Kelompok Musik Rakyat "Suminten" asal Yogyakarta. Dia bertindak sebagai penulis lagu, sekaligus vokalisnya. Cerber "Mereka Memperkosa Kekasihku" yang dimuat di rubrik "Oase", Kompas.com, adalah novel pertamanya yang dibuat pada 2003. Novel yang terinspirasi dari kerusuhan di Jakarta, Mei 1998 itu, menurutnya, baru satu sekuel. Ia berencana menulis sekuel berikutnya.
.