Jadi apa yang
benar-benar semua tentang? Laporan berikut termasuk beberapa informasi menarik tentang
- info bisa anda gunakan, bukan hanya barang lama yang mereka gunakan untuk memberitahu Anda.
JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Surat Berharga Negara atau SBN lolos dari koreksi signifikan seperti yang terjadi pada saham di Bursa Efek Indonesia atau BEI. Kementerian Keuangan justru mencatat adanya aliran modal masuk ke SBN. "Pasar SBN belum (terkena dampak) keterpurukan di pasar saham. Itu terlihat dari imbal hasil yang masih stabil. Saya justru melihat perpindahan dana dari pasar saham ke SBN. Tidak terjadi penarikan tiba-tiba dari Indonesia, karena Rupiah hanya terkoreksi tipis," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto di Jakarta, Jumat (5/8/2011). Sepertinya informasi baru ditemukan tentang sesuatu setiap hari. Dan topik
tidak terkecuali. Jauhkan membaca untuk mendapatkan berita lebih segar tentang
.
Menurut Rahmat, untuksementara atau jangka pendek, secara umum tidak ada pengaruh yangsignifikan,karena aliran modal masukmasih cukup besar. Itu mempengaruhi penguatan Rupiah dan pada gilirannya menekan inflasi (imported inflation), meningkatkan cadangan devisa. Itu memberikan kepercayaan padapasar valuta). Ekonomi global yang cenderung melemah karena krisis fiskal dan pelemahan ekonomi di AS, krisis utang Eropa yang meluas, dengan potensi gagal bayar di Italy (ekonomi terbesar ke-3 di Eropa akibat rasio utang 125 persen). "Selain itu juga ada pemulihan ekonomi Jepang dari bencana yang lambat. Dalam jangka menengah atau panjang kita perlu lihat tren harga komoditas dan terutama harga minyak dunia yang bisa mempengaruhi kondisi fiskal Indon. Kalau harga minyak cenderung turun karena permintaan dunia turun karena pelemahan ekonomi, maka pendapatan dari minyak juga turun (subsidi belum tentu turun secara signifikan karena konsumsi cukup tinggi)," ujar Rahmat.
tidak terkecuali. Jauhkan membaca untuk mendapatkan berita lebih segar tentang
.
Menurut Rahmat, untuksementara atau jangka pendek, secara umum tidak ada pengaruh yangsignifikan,karena aliran modal masukmasih cukup besar. Itu mempengaruhi penguatan Rupiah dan pada gilirannya menekan inflasi (imported inflation), meningkatkan cadangan devisa. Itu memberikan kepercayaan padapasar valuta). Ekonomi global yang cenderung melemah karena krisis fiskal dan pelemahan ekonomi di AS, krisis utang Eropa yang meluas, dengan potensi gagal bayar di Italy (ekonomi terbesar ke-3 di Eropa akibat rasio utang 125 persen). "Selain itu juga ada pemulihan ekonomi Jepang dari bencana yang lambat. Dalam jangka menengah atau panjang kita perlu lihat tren harga komoditas dan terutama harga minyak dunia yang bisa mempengaruhi kondisi fiskal Indon. Kalau harga minyak cenderung turun karena permintaan dunia turun karena pelemahan ekonomi, maka pendapatan dari minyak juga turun (subsidi belum tentu turun secara signifikan karena konsumsi cukup tinggi)," ujar Rahmat.
.