Artikel berikut mencakup topik yang baru saja pindah ke tengah panggung - setidaknya tampaknya begitu. Jika Anda sudah berpikir Anda perlu tahu lebih banyak tentang hal itu, inilah kesempatan Anda.
.
JAKARTA, KOMPAS.com- Pemerintah diduga tidak serius berusahamenangkap dan memulangkanmantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Sejumlah pihak, diduga merasa lebih nyaman jika Nazaruddinyang meninggalkan tanah air sejak 23 Mei lalu itu, tetap tidak ditemukan. Anda dapat melihat bahwa ada nilai praktis dalam mempelajari lebih banyak tentang
. Dapatkah Anda memikirkan cara-cara untuk menerapkan apa yang telah dibahas sejauh ini?
Demikian disampaikan anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat, Bambang Soesatyo, Rabu (3/8) di Jakarta."Saya meyakini,belum ditemukannya Nazaruddin bukan dikarenakan olehketidakmampuan aparat yang ditugaskan untuk itu. Namun,lebih karena aparattidaksungguh-sungguh berusaha menemukan Nazaruddin," kata Bambang yang juga Wakil Bendahara Umum Partai Golkar ini. Ketidaksungguhan menemukan Nazaruddin, lanjut Bambang, disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, adanya perubahan sinyal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari 'tangkap' menjadi 'pulanglah.' Nazaruddin. Sinyal perubahan perintah dari Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu diyakini memengaruhi kerja aparat dalam memburuNazaruddin. "Kedua, saya meyakini, jika Nazaruddin tertangkap,akan ada banyak pihak yangmendapat 'serangan jantung' karena kesaksian dan sejumlah data atau dokumen yang dimilikinya," tutur Bambang.Apa yang dimilikiNazaruddin, lanjut Bambang, akan melengkapi tersedianya minimal duaalatbukti sebagai syarat penahanan atau penetapan status tersangka terhadap pihakyang selalu disebut Nazaruddin. Mereka yang selama ini disebut Nazaruddin, antara lain Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah, dan anggota DPR dari Partai Demokrat Angelina Sondakh.? "Oleh karena ? nama-nama yang disebut Nazaruddinbukan orang sembarangan, maka sejumlah phak seperti KPK, pemerintah, maupun parpol besar tertentu, didugalebih nyaman jika Nazaruddin tetap tidak ditemukann," kata Bambang.Akhirnya,tuturBambang, sebagaimana kasus-kasusbesar lainnya yang lenyap ditelan bumi, diharapkan Kasus Nazaruddin ini pada saatnya juga bisa dilupakan olehpublik. (nwo)
JAKARTA, KOMPAS.com- Pemerintah diduga tidak serius berusahamenangkap dan memulangkanmantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Sejumlah pihak, diduga merasa lebih nyaman jika Nazaruddinyang meninggalkan tanah air sejak 23 Mei lalu itu, tetap tidak ditemukan. Anda dapat melihat bahwa ada nilai praktis dalam mempelajari lebih banyak tentang
. Dapatkah Anda memikirkan cara-cara untuk menerapkan apa yang telah dibahas sejauh ini?
Demikian disampaikan anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat, Bambang Soesatyo, Rabu (3/8) di Jakarta."Saya meyakini,belum ditemukannya Nazaruddin bukan dikarenakan olehketidakmampuan aparat yang ditugaskan untuk itu. Namun,lebih karena aparattidaksungguh-sungguh berusaha menemukan Nazaruddin," kata Bambang yang juga Wakil Bendahara Umum Partai Golkar ini. Ketidaksungguhan menemukan Nazaruddin, lanjut Bambang, disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, adanya perubahan sinyal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari 'tangkap' menjadi 'pulanglah.' Nazaruddin. Sinyal perubahan perintah dari Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu diyakini memengaruhi kerja aparat dalam memburuNazaruddin. "Kedua, saya meyakini, jika Nazaruddin tertangkap,akan ada banyak pihak yangmendapat 'serangan jantung' karena kesaksian dan sejumlah data atau dokumen yang dimilikinya," tutur Bambang.Apa yang dimilikiNazaruddin, lanjut Bambang, akan melengkapi tersedianya minimal duaalatbukti sebagai syarat penahanan atau penetapan status tersangka terhadap pihakyang selalu disebut Nazaruddin. Mereka yang selama ini disebut Nazaruddin, antara lain Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah, dan anggota DPR dari Partai Demokrat Angelina Sondakh.? "Oleh karena ? nama-nama yang disebut Nazaruddinbukan orang sembarangan, maka sejumlah phak seperti KPK, pemerintah, maupun parpol besar tertentu, didugalebih nyaman jika Nazaruddin tetap tidak ditemukann," kata Bambang.Akhirnya,tuturBambang, sebagaimana kasus-kasusbesar lainnya yang lenyap ditelan bumi, diharapkan Kasus Nazaruddin ini pada saatnya juga bisa dilupakan olehpublik. (nwo)
terus tumbuh, Anda akan mulai melihat bagaimana
cocok ke dalam skema keseluruhan hal. Mengetahui bagaimana sesuatu berhubungan ke seluruh dunia juga penting.