info mutakhir tentang
tidak selalu hal yang termudah untuk mencari. Untungnya, laporan ini mencakup
info terbaru yang tersedia.
PERBAUNGAN, KOMPAS.com - Hari ketiga Idul Fitri 1432 Hijriah, Jumat (2/9/2011) arus lalu lintas di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, membludak dan menimbulkan kemacetan total, karena mulai banyaknya pemudik yang balik ke daerah asalnya. Dari pantauan Jumat, kemacetan yang terjadi di jalan lintas Sumatera di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) itu mulai terasa sejak pukul 12.00 WIB hingga sore harinya. Daerah yang macet dan sempat "lumpuh" selama beberapa jam itu, yakni di daerah Sei Bamban dan Perbaungan atau sekitar lebih kurang 68 Km arah timur Kota Medan. Bahkan kemacetan yang terjadi di sejumlah titik di Kecamatan Perbaungan dan Sei Bamban itu, tidak tanggung-tanggung mencapai tiga hingga empat kilometer. Akibat kemacetan arus lalu lintas tersebut, sejumlah petugas kepolisian di Posko Pengamanan Idul Fitri terpaksa turun tangan ke lapangan mengatur ratusan mobil pribadi, bus, truk dan sepeda motor yang terjebak tersebut. Salah seorang warga Tanjung Balai, Tengku Amri ketika dihubungi di Perbaungan mengatakan, kemacetan yang terjadi di Perbaungan pada siang hari tadi, memang tidak diduga sama sekali."Ini di luar perkiraan," katanya. Jika Anda menemukan diri Anda bingung dengan apa yang Anda sudah membaca hingga saat ini, jangan putus asa. Semuanya harus jelas pada saat Anda selesai.
Menurut dia, kemacetan ini justru diprediksinya terjadi pada Minggu (4/9/2011), karena saat itulah arus balik yang paling ramai dan membludak dilakukan pemudik. Sebab, katanya, pada Senin (5/9/2011) seluruh karyawan swasta maupun pegawai negeri sipil (PNS) sudah masuk kerja seperti biasanya dan tidak dibenarkan lagi terlambat atau "bolos". Oleh karena itu, maka seluruh pemudik yang pulang kampung harus secepatnya balik ke Medan, karena mulai Senin sudah bekerja seperti biasanya. "Jadi, kemacetan yang terjadi di Perbauangan itu, bisa saja disebabkan arus balik para pemudik.Ini diluar perkiraan, para pemudik itu secepatnya balik.Ini juga mereka lakukan untuk menghindari kemacetan yang lebih parah lagi pada Minggu," ujar pegawai salah satu BUMN di Medan. Selanjutnya Amri mengatakan, terjadinya kemacetan di Perbaungan itu, juga disebabkan banyaknya bus besar dan truk dari arah Medan tujuan Pekanbaru, Sumatera Barat dan Pulau Jawa. Sebaliknya, begitu juga Bus angkutan dari Padang Sidempuan, Sibolga dan Pematang Siantar tujuan Medan, juga lumayan banyaknya. Apalagi, jelasnya, badan jalan lintas Sumatera di Perbaungan sangat kecil untuk bisa dilalui bus besar dan truk dari arah yang berlawanan tersebut. Belum lagi sopir yang tidak mau mengalah untuk memberikan jalan kepada pemakai jalan lainnya.Mereka saling berlomba-lomba di tengah jalan untuk cepat sampai ke tempat tujuan. "Ini juga salah satu penyebab terjadinya kemacetan," ujarnya. "Kemacetan arus lalu lintas lainnya juga terjadi di Pasar Bengkel, tempat para pedagang penjual makanan berupa dodol pulut, kerupuk dan makanan ringan untuk oleh-oleh. Di lokasi ini juga banyak mobil pribadi yang parkir di tengah jalan," kata Amri.
Menurut dia, kemacetan ini justru diprediksinya terjadi pada Minggu (4/9/2011), karena saat itulah arus balik yang paling ramai dan membludak dilakukan pemudik. Sebab, katanya, pada Senin (5/9/2011) seluruh karyawan swasta maupun pegawai negeri sipil (PNS) sudah masuk kerja seperti biasanya dan tidak dibenarkan lagi terlambat atau "bolos". Oleh karena itu, maka seluruh pemudik yang pulang kampung harus secepatnya balik ke Medan, karena mulai Senin sudah bekerja seperti biasanya. "Jadi, kemacetan yang terjadi di Perbauangan itu, bisa saja disebabkan arus balik para pemudik.Ini diluar perkiraan, para pemudik itu secepatnya balik.Ini juga mereka lakukan untuk menghindari kemacetan yang lebih parah lagi pada Minggu," ujar pegawai salah satu BUMN di Medan. Selanjutnya Amri mengatakan, terjadinya kemacetan di Perbaungan itu, juga disebabkan banyaknya bus besar dan truk dari arah Medan tujuan Pekanbaru, Sumatera Barat dan Pulau Jawa. Sebaliknya, begitu juga Bus angkutan dari Padang Sidempuan, Sibolga dan Pematang Siantar tujuan Medan, juga lumayan banyaknya. Apalagi, jelasnya, badan jalan lintas Sumatera di Perbaungan sangat kecil untuk bisa dilalui bus besar dan truk dari arah yang berlawanan tersebut. Belum lagi sopir yang tidak mau mengalah untuk memberikan jalan kepada pemakai jalan lainnya.Mereka saling berlomba-lomba di tengah jalan untuk cepat sampai ke tempat tujuan. "Ini juga salah satu penyebab terjadinya kemacetan," ujarnya. "Kemacetan arus lalu lintas lainnya juga terjadi di Pasar Bengkel, tempat para pedagang penjual makanan berupa dodol pulut, kerupuk dan makanan ringan untuk oleh-oleh. Di lokasi ini juga banyak mobil pribadi yang parkir di tengah jalan," kata Amri.