Apakah Anda ingin mencari tahu apa yang mereka-in-the-tahu harus katakan tentang
? Informasi dalam artikel di bawah ini berasal langsung dari para ahli baik informasi dengan pengetahuan khusus tentang
.
JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 78 pemilik suara PSSI menilai ada pihak tertentu berusaha memanipulasi pelaksanaan kongres. Mereka pun meminta Komite Normalisasi (KN) yang bertindak selaku Komite Eksekutif untuk mengedepankan statuta FIFA dan PSSI sebagai norma dasar dalam mengatur kehidupan berorganisasi. "Kami mensinyalir dugaan manipulasi ini dilakukan secara sistematis dengan mengatasnamakan pemilik suara di kongres PSSI. Jika hal ini terus dilakukan maka kami menilai mereka tengah mengusung kongres tandingan, dan kami menentangnya," ujar Wakil Ketua Komite Pemilihan Wisnu Wardhana, Minggu (24/4/2011). Bagaimana Anda bisa mencanangkan batas belajar lebih banyak? Bagian berikutnya mungkin berisi bahwa salah satu sedikit kebijaksanaan yang mengubah segalanya.
Lebih lanjut, Wisnu mengatakan, dugaan manipulasi ini muncul karena pihaknya menemukan ketidaksesuaian informasi yang diterima FIFA dalam pertemuan ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, di Zurich 19 April lalu. Di antaranya, menurut Wisnu, selaku KN Agum justru tidak menjelaskan bahwa pertemuan pemilik suara dan KN pada 14 April lalu adalah forum kongres. "Padahal sebagaimana kita ketahui kongres adalah forum legislasi tertinggi dalam federasi, dan diputuskan melalui suara mayoritas," jelasnya. Wisnu mengatakan, Agum beserta para anggota KN turut hadir dan menerima hasil kongres PSSI pada 14 April lalu. Hasil kongres menghasilkan sejumlah keputusan seperi pembentukan Komite Pemilihan dan Komite Banding dan ini ditandatangani oleh seluruh anggota KN. "Nyatanya secara sepihak kami menerima informasi bahwa Agum dan salah seorang anggota KN, Joko Driyono, mengirimkan peraturan pemilihan kepada FIFA di Zurich, tapi bukan keputusan yang diambil dalam kongres 14 April tersebut. Jadi, mereka telah melanggar amanat kongres PSSI 14 April," tuntas Wisnu.
Lebih lanjut, Wisnu mengatakan, dugaan manipulasi ini muncul karena pihaknya menemukan ketidaksesuaian informasi yang diterima FIFA dalam pertemuan ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, di Zurich 19 April lalu. Di antaranya, menurut Wisnu, selaku KN Agum justru tidak menjelaskan bahwa pertemuan pemilik suara dan KN pada 14 April lalu adalah forum kongres. "Padahal sebagaimana kita ketahui kongres adalah forum legislasi tertinggi dalam federasi, dan diputuskan melalui suara mayoritas," jelasnya. Wisnu mengatakan, Agum beserta para anggota KN turut hadir dan menerima hasil kongres PSSI pada 14 April lalu. Hasil kongres menghasilkan sejumlah keputusan seperi pembentukan Komite Pemilihan dan Komite Banding dan ini ditandatangani oleh seluruh anggota KN. "Nyatanya secara sepihak kami menerima informasi bahwa Agum dan salah seorang anggota KN, Joko Driyono, mengirimkan peraturan pemilihan kepada FIFA di Zurich, tapi bukan keputusan yang diambil dalam kongres 14 April tersebut. Jadi, mereka telah melanggar amanat kongres PSSI 14 April," tuntas Wisnu.
. Bandingkan apa yang telah Anda pelajari di sini ke artikel masa depan sehingga Anda dapat tetap waspada terhadap perubahan di bidang
.